Kamis, 28 April 2016

Bagaimana Mengalokasikan / Menggunakan Uang Untuk Mendatangkan Keuntungan Bagi Perusahaan

Bagaimana  Mengalokasikan / Menggunakan Uang Untuk Mendatangkan Keuntungan Bagi Perusahaan

Investasi (penggunaan uang) 

Masalah investasi menyangkut masalah pengalokasikan dana untuk berbagai kebutuhan, baik kebutuhan operasional maupun untuk program atau proyek tertentu yang diharapkan memberi manfaat dan laba bagi perusahaan. Seorang manajer keuangan atau seorang wirausaha harus dapat mengalokasikan dananya secara tepat; memenuhi unsur-unsur prinsip usaha yaitu efektif, efisien dan produktif, agar perusahaan memperoleh keuntungan. 

Berbicara tentang pengalokasian dana, sebenarnya berbicara tentang dua kepentingan yang sering sekali tidak sejalan (trade off). Kepentingan pertama adalah keinginan perusahaan untuk menahan atau memiliki uang kas yang besar yang tujuannya untuk menjaga likuiditas finansial. Kepentingan kedua adalah kebutuhan untuk melakukan investasi pada proyek jangka panjang yang memiliki peluang untuk memberikan laba bagi perusahaan. Artinya, perusahaan memiliki dua kepentingan, apakah perusahaan akan lebih mementingkan likuiditas finansial (artinya memiliki uang kas yang selalu tersedia untuk kepentingan jangka pendek) atau apakah semua dana yang ada diinvestasikan pada usaha yang ada (misalnya menambah modal untuk produksi atau pengadaan bahan baku dan mesin-mesin)? Kepentingan pertama memberikan dampak pada finansial perusahaan. Dari kepentingan pertama ini, perusahaan selalu dalam keadaan mampu membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek (membeli bahan baku, membayar gaji karyawan atau membayar cicilan utang), tetapi ada yang menganggur atau tidak produktif. 

Sebaliknya, kepentingan kedua berdampak pada kondisi finansial dengan kondisi perusahaan tidak memiliki dana yang cukup untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek, tetapi perusahaan memiliki peluang untuk mendapat laba yang besar dari sejumlah dana yang diinvestasikan atau ditanamkan pada kegiatan usaha. 

Dilihat dari waktu penggunaan, ada dua bentuk pengeluaran atau alokasi dan, yaitu. 

1) Pengeluaran jangka pendek 

Pengeluaran jangka pendek adalah pengeluaran yang digunakan untuk mendukung produksi dan aktivitas penjualan saat ini, disebut juga dengan “biaya operasi”. 

Pengendalian pengeluaran uang yang bersifat jangka pendek ini dimaksudkan agar perusahaan memiliki kas yang cukup untuk biaya operasionalnya, seperti untuk membeli bahan baku atau penolong, membayar gaji karyawan, membayar berbagai rekening serta untuk keperluan-keperluan jangka pendek lainnya. 

2) Pengeluaran jangka panjang 

Perusahaan juga mengeluarkan dana untuk keperluan investasi jangka panjang, atau yang dinamakan dengan investasi atas aktiva tetap, seperti membeli tanah, gedung, mesin-mesin dan alat produksi lainnya. 

Manajer keuangan atau seorang wirausaha harus memperhatikan sifat pengeluaran investasi berikut agar investasi dalam aktiva tetap ini mendatangkan keuntungan, yaitu: 
(a) Investasi aktiva tetap berjangka waktu panjang 
(b) Investasi aktiva tetap membutuhkan dana dalam jumlah besar 

Mengingat kedua sifat di atas, pengeluaran jangka panjang ini memiliki risiko tinggi. Dengan demikian, sebelum memutuskan untuk berinvestasi, diperlukan perhitungan manfaat (benefit) yang akan diterima dari investasi tersebut. Tiga tahap yang dapat dilakukan agar rencana pengeluaran tersebut memberikan manfaat (benefit) dan keuntungan (profit). 

a) Tahap pengembangan proposal usul investasi. 
Mungkin berupa usul investasi penggantian aktiva atau penambahan aktiva yang dimaksudkan untuk perluasan kapasitas produksi atau diversifikasi produk. 

b) Tahap menilai setiap proposal usul investasi. 
Hal utama dari tahap ini adalah menilai kelayakan finansial dari setiap proposal, yaitu dengan cara membandingkan cash-flow, baik aliran kas masuk (cash inflow) maupun aliran kas keluar (cash outflow) dengan tujuan untuk mengukur dampak finansial dari usul investasi tersebut. 

c) Tahap memutuskan diterima atau ditolak usul investasi. 
Setiap perusahaan belum tentu memiliki dana yang cukup untuk membiayai semua usul investasi. Oleh karena itu, tidak semua usul investasi dapat diterima untuk dilaksanakan. 
Untuk memutuskan hal ini, dilakukan: 
1) Analisis kualitatif atau pertimbangan financial, dalam hal ini dipilih usul investasi yang pada tahap dua memenuhi kelayakan financial, yaitu usul investasi yang memberi dampak baik manfaat maupun keuntungan bagi perusahaan; 
2) Analisis kualitatif atau pertimbangan nonfinansial, dalam hal ini maka akan dipilih usul investasi yang memiliki kesesuaian dengan rencana strategis perusahaan, yaitu yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. 

d) Tahap pelaksanaan proyek dari usul investasi yang diterima.
Pelaksanaan akan melibatkan semua fungsi yang ada pada perusahaan karena proyek tersebut sudah menjadi proyek perusahaan, sehingga menjadi tanggung jawab semua fungsi atau bagian untuk melaksanakan sebaik-baiknya agar dampak secara finansial (berupa laba atau peningkatan kesejahteraan) maupun nonfinansial (berupa nilai tambah perusahaan) dapat tercapai.

Demikian artikel semoga menjadi inspirasi dan dapat bermanfaat bagi para calon pengusaha baru.

Tidak ada komentar:
Write komentar